PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Keterpurukan dan jatuh bangunnya
suatu bangsa tergantung pada
kualitas sumber daya
manusia yang dimiliki. Francis Fukuyama
dalam bukunya “Trust”
menyatakan bahwa kekayaan alam
bukanlah segalanya dalam menentukan kemajuan bangsa tetapi
kualitas hubungan antar
manusia yang baik, kepercayaan, tanggung
jawab, bekerja keras
adalah kualitas sumber daya
manusia (SDM) yang
penting. Para manajer
di Amerika Serikat seperti dituliskan George Bogs juga menyebutkan bahwa kualitas
karakter seperti kejujuran,
tanggung jawab, ketekunan, kerja
keras, adalah hal
penting yang menentukan keberhasilan seseorang
saat masuk di
dunia kerja, sementara kualitas intelektual
seseorang hanya
menyumbangkan 20 persen keberhasilan seseorang
di dunia kerja
(Daniel Goleman, 1990).
peringkat HDI Indonesia berada di bawah Vietnam pada tahun 2003, 2004 dan 2005. Hal ini merupakan suatu indikator buruknya kondisi sosial ekonomi, tingkat pendidikan, kesehatan dan gizi serta pelayanan sosial pada Bangsa Indonesia, bila dibandingkan dengan negara lain. Data tentang angka korupsi, kolusi dan nepotisme juga memperlihatkan bahwa angka korupsi di Indonesia adalah terburuk ke dua setelah India diantara negara di Asia. Perilaku merusak diri seperti keterlibatan pada narkoba, ketergantungan pada narkoba, minuman keras, judi dan tawuran adalah salah satu indikator lain kegagalan pembentukan karakter. Setiap manusia pada dasarnya memiliki potensi untuk berkarakter sesuai dengan fitrah penciptaan manusia saat dilahirkan, akan tetapi dalam kehidupannya kemudian memerlukan proses panjang pembentukan karakter melalui pengasuhan dan pendidikan sejak usia dini. Oleh karena itu pendidikan karakter. sebagai usaha aktif untuk membentuk kebiasaan baik, perlu ditanamkan terus sebagai sifat kebaikan anak sejak kecil. Thomas Lickona menjelaskan bahwa karakter terdiri atas 3 bagian yang saling terkait, yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan tentang moral (moral feeling) dan perilaku bermoral (moral behavior). Artinya, manusia yang berkarakter adalah individu yang mengetahui tentang kebaikan (knowing the good), menginginkan dan mencintai kebaikan (loving the good), dan melakukan kebaikan (acting the good). Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam batang tubun UUD 1945 mengamanatkan bahwa pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan nasional untuk meningkatkan keimanan dak ketaqwaan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Secara sadar bangsa Indonesia membangun pendidikan didasari pada akhlak mulia. Berdasar pada tujuan tersebut maka pendidikan dalam seluruh jalur dan jenjang seharusnya mengembangkan pembelajaran, pembiasaan dan keteladanan serta kegiatan dan budaya lembaga PAUD yang kondusif agar anak menjadi cerdas dan berkarakter mulia. Pendidikan karakter bukan saja dapat membuat seorang anak mempunyai akhlak yang mulia, tetapi juga dapat meningkatkan keberhasilan akademiknya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa ada kaitan erat antara keberhasilan pendidikan karakter, dengan keberhasilan akademik serta perilaku pro-sosial anak, sehingga diperlukan suasana lembaga PAUD yang menyenangkan dan kondusif untuk proses belajar-mengajar yang efektif. Selain itu, anak-anak yang berkarakter baik adalah mereka yang mempunyai kematangan emosi dan spiritual tinggi, dapat mengelola stressnya dengan lebih baik, yang akhirnya dapat meningkatkan kesehatan fisiknya.Pembentukan karakter atau akhlak mulia dalam membangun sebuah masyarakat yang tertib, aman dan sejahtera, maka nilai-nilai karakter (akhlak mulia) menjadi fondasi penting bagi terbentuknya sebuah tatanan masyarakat yang beradab dan sejahtera. Kesadaran akan pembentukan karakter harus dimulai sejak anak usia dini, maka Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini menyusun Pedoman Pendidikan Karakter Bagi Anak Usia Dini ini untuk menjadi pedoman bagi para tenaga kependidikan, pendidik, dan pengasuh PAUD dalam mengalirkan pendidikan karakter di Lembaga PAUD.
B. Landasan Hukum
1.
Undang-Undang Nomor 4 tahun
1979 tentang Kesejahteraan Anak.
2.
Undang-Undang Nomor 23 tahun
2002 tentang Perlindungan Anak.
3.
Undang-Undang Nomor 20
tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional.
4.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional
Nomor 58 tahun 2009 tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
C. Tujuan
1.
Tujuan umum
Memberikan pedoman
bagi tenaga kependidikan,
pendidik, pengasuh dan orang
tua dalam menerapkan
pendidikan karakter bagi anak usia dini.
2.
Tujuan khusus
a.
Meningkatkan pengetahuan &
pemahaman tenaga kependidikan,
pendidik, pengasuh, dan orang tua tentang nilai-nilai karakter.
b.
Meningkatkan keterampilan tenaga
kependidikan, pendidik pengasuh dan
orang tua mengenai
cara menanamkan nilai-nilai karakter.
c.
Meningkatkan keterampilan tenaga
kependidikan, pendidik,
pengasuh dan orang
tua mengenai cara penilaian terhadap nilai-nilai karakter.
D. Sasaran
Sasaran atau
pengguna pedoman penanaman
nilai-nilai
karakter di PAUD meliputi:
1.
Tenaga Kependidikan Lembaga PAUD
2.
Pendidik atau Guru anak usia dini
3.
Pengasuh anak usia dini
4.
Orang tua
E. Pengertian
1.
Karakter adalah tabiat atau
kebiasaan untuk melakukan hal yang baik.
2.
Nilai-nilai karakter adalah
sikap dan perilaku
yang didasarkan pada norma dan
nilai yang berlaku
di masyarakat, yang mencakup
aspek spiritual, aspek personal/kepribadian, aspek sosial, dan
aspek lingkungan.
3.
Pendidikan karakter adalah upaya
penanaman nilai-nilai karakter kepada
anak didik yang
meliputi pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan
tindakan untuk melaksanakan nilai-nilai
kebaikan dan kebajikan,
kepada Tuhan YME, diri
sendiri, sesame, lingkungan
maupun kebangsaan agar menjadi manusia yang berakhlak.
PENDIDIKAN
KARAKTER BAGI ANAK USIA DINI
A.
Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Nilai-nilai pendidikan
karakter yang dapat
ditanamkan pada anak usia dini (0-6 tahun), mencakup empat aspek, yaitu:
(1) Aspek Spiritual, (2) Aspek Personal/kepribadian, (3) Aspek Sosial, dan (4)
Aspek lingkungan. Pendidikan
karakter merupakan pendidikan
yang melibatkan penanaman pengetahuan,
kecintaan dan penanaman perilaku
kebaikan yang menjadi
sebuah pola/kebiasaan. Pendidikan karakter tidak
lepas dari nilai-nilai dasar
yang dipandang baik.
Pada pendidikan anak
usia dini nilai-nilai yang
dipandang sangat penting
dikenalkan dan diinternalisasikan
ke dalam perilaku mereka mencakup:
1. Kecintaan terhadap Tuhan YME
2. Kejujuran
3. Disiplin
4. Toleransi dan cinta damai
5. Percaya diri
6. Mandiri
7. Tolong menolong, kerjasama, dan gotong royong
8. Hormat dan sopan santun
9. Tanggung jawab
10.
Kerja keras
11.
Kepemimpinan dan keadilan
12.
Kreatif
13.
Rendah hati
14.
Peduli lingkungan
15.
Cinta bangsa dan tanah air
B.
Prinsip-Prinsip Pendidikan Karakter Anak Usia Dini
Ada tujuh
prinsip pendidikan karakter
yang harus dilaksanakan oleh
pendidik dan lembaga PAUD, yaitu :
1. Melalui contoh dan keteladanan
2. Dilakukan secara berkelanjutan
3. Menyeluruh,
terintegrasi dalam seluruh
aspek perkembangan
4. Menciptakan suasana kasih sayang
5. Aktif memotivasi anak
6. Melibatkan
pendidik dan tenaga
kependidikan, orang tua, dan
masyarakat.
7. Adanya penilaian
C.
Kriteria Pendidik dan Tenaga Kependidikan Lembaga PAUD
Untuk melaksanakan
pendidikan karakter ada
beberapa prasyarat yang harus
dimiliki seorang guru
pendidik karakter yaitu:
1. Pendidik
menjadikan dirinya sebagai
figur teladan yang berakhlak mulia,
antara lain berbuat
baik, santun, berprasangka baik,
dan memiliki semangat.
2. Pendidik
mengutamakan tujuan pengembangan
karakter anak didiknya dalam penerapan proses pendidikan.
3. Pendidik
senantiasa mengadakan dialog
terbuka secara bijak tentang
isu-isu moral dengan anak didiknya,
tentang bagaimana seharusnya menjalankan
hidup, serta menjelaskan apa yang
baik dan apa yang buruk.
4. Pendidik
menumbuhkan rasa empati
anak, yaitu dengan mengajak anak merasakan apa yang
dirasakan orang lain.
5. Pendidik
mengintegrasikan nilai-nilai pendidikan
karakter dalam berbagai aktivitas pembelajaran.
6. Pendidik
menciptakan suasan lingkungan
yang mendukung.
7. Pendidik
membangun serangkaian aktivitas
penerapan nilai-nilai
karakter di rumah,
di lembaga PAUD,
dan di masyarakat sekitarnya.
PENERAPAN
PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA
DINI
Penanaman nilai-nilai
karakter diberikan melalui keteladanan, pembiasaan,
dan pengulangan dalam
kehidupan sehari-hari.
Suasana dan lingkungan
yang aman dan
nyaman, perlu diciptakan dalam
proses penanaman nilai-nilai
karakter. Penanaman nilai karakter
pada anak bukan
hanya sekadar mengharapkan
kepatuhan, tetapi harus disadari dan
diyakini oleh anak sehingga mereka
merasa bahwa nilai
tersebut memang benar dan
bermanfaat untuk dirinya
dan lingkungannya. Dengan demikian mereka
termotivasi dari dalam
diri untuk menerapkan dan terus
memelihara nilai tersebut
dalam kehidupan sehari-harinya. Penerapan pendidikan karakter
bagi anak usia dini dapat dilakukan melalui tahapan-tahapan sebagai berikut.
A.
Perencanaan
Perencanaan pendidikan
karakter dikembangkan dengan
memperhatikan hal-hal berikut.
1. Mengenal
dan memahami anak seutuhnya
sesuai dengan tahapan perkembangan
dan karakteristiknya, seperti
anak sebagai peneliti ulung, aktif gerak, pantang menyerah, maju
tak pernah putus
asa, terbuka, bersahabat,
dan tak membedakan.
2. Nilai-nilai
pendidikan karakter diterapkan menyatu dengan kegiatan inti
proses belajar mengajar
yang dilakukan dengan cara:
a. Memilih
nilai-nilai karakter yang
sesuai dengan tema dan judul kegiatan pembelajaran.
b. Menentukan indikator perkembangan nilai-nilai
karakter, sesuai dengan tahap perkembangan anak
c. Menentukan
jenis dan tahapan
kegiatan yang akan dilaksanakan.
B.
Pelaksanaan
Pelaksanaan nilai-nilai
karakter bagi anak
usia dini dilakukan melalui
kegiatan yang terprogram dan pembiasaan.
1. Kegiatan terprogram antara lain:
a. Menggali
pemahaman anak untuk
tiap-tiap nilai karakter. Kegiatan
ini bisa dilakukan
melalui bercerita dan dialog yang
dipandu oleh guru. Misalnya untuk tema
tanaman, guru dapat mengajukan pertanyaan terbuka
tentang karakter yang bertanggung jawab dalam memelihara tanaman.Contoh pertanyaan
guru, “Mengapa kita
harus bertanggung jawab memelihara
tanaman?” atau ”Bagaimana cara
kita bertanggung jawab
terhadap tanaman?” Setiap anak dapat
memberi jawaban yang
berbeda. Semua pendapat anak
dihargai karena itu mencerminkan pemahaman mereka.
b. Membangun
penghayatan anak dengan
melibatkan emosinya untuk menyadari pentingnya menerapkan nilai karakter
(bertanggung jawab). Proses ini dibangun
juga melalui pertanyaan
terbuka atau melalui
pengamatan terhadap situasi dan
kondisi yang ada
di sekitar lembaga PAUD.
Misalnya setelah bercerita
dan berdialog tentang karakter
tanggung awab terhadap tanaman, guru
dapat mengajak anak
berkeliling lembaga PAUD untuk
bereksplorasi seputar tanaman dan
mengamati perbedaan tanaman
yang layu dan segar. Kemudian guru mengajukan
pertanyaan, ”Mengapa ada tanaman
yang layu dan
segar?”, atau ”Bagaimana rasanya bila kita menjadi tanaman
yang layu tersebut?”, atau ”Apa yang harus
kita lakukan agar tanaman
tidak layu?”
c. Mengajak
anak untuk bersama-sama
melakukan nilai-nilai karakter
yang diceritakan. Misalnya
setelah anak bereksplorasi dan
terdorong melakukan karakter tanggung jawab terhadap tanaman,
maka guru member kesempatan kepada anak untuk melaksanakan karakter
tanggung jawab terhadap
tanaman sesuai keinginan dan kemampuan anak.
d. Ketercapaian tahapan perkembangan anak didik.
Dalam hal ini anak
diminta untuk menceritakan
kegiatan dan perasaannya setelah melakukan kegiatan. Guru dapat memberikan penguatan dan pujian serta
sentuhan kasih sayang terhadap apa yang
direfleksikan anak, misalnya dengan mengatakan,
“Terimakasih, sudah bertanggung jawab untuk menyiram tanaman.”
2. Kegiatan pembiasaan dilakukan melalui:
a. Kegiatan
rutin lembaga PAUD,
yaitu kegiatan yang dilakukan di lembaga PAUD secara terus-menerus dan konsisten setiap
saat. Contoh kegiatan
rutin lembaga PAUD seperti
memberi salam saat
berjumpa untuk menanamkan nilai
karakter hormat dan
sopan santun, bergantian menjadi
ketua kelompok untuk menanamkan nilai karakter
kepemimpian dan keadilan.
Contoh kegiatan lain adalah
pemeriksaan kebersihan badan, kuku,
telinga rambut dan
lain-lain untuk menanamkannilai tanggung
jawab (K4 [Kebersihan,
Kesehatan, Kerapian, dan Keamanan]).
b. Kegiatan spontan, yaitu kegiatan yang
dilakukan secara langsung atau spontan
pada saat itu
juga, biasanya dilakukan pada
saat guru mengetahui adanya perbuatan yang tidak
baik/buruk sehingga perlu
dikoreksi dan pemberian apresiasi
(penghargaan, pujian) terhadap nilai karakter
yang diterapkan oleh
anak. Misalnya,mengucapkan terimakasih,
memungut sampah lalu membuang pada tempatnya, memberikan
perhatian dan membantu teman.
c. Keteladanan,
yaitu kegiatan yang
dapat ditiru dan dijadikan
panutan. Dalam hal
ini guru menunjukkan perilaku konsisten
dalam mewujudkan nilai
karakter,yang dapat
diamati oleh anak
dalam kegiatan sehari-hari baik berada di dalam atau di luar
lembaga PAUD.Sebagai
contoh guru berpakaian rapi, guru datang tepat pada waktunya,
bertutur kata sopan,
bersikap kasih sayang, dan jujur.
d. Pengkondisian, yaitu situasi dan kondisi
lembaga PAUD sebagai pendukung kegiatan
pendidikan karakter.
Misalnya dengan pemeliharaan
toilet yang bersih,
penyediaan bak
sampah, dan kerapian
alat permainan edukatif, untuk
menanamkan nilai karakter
seperti tanggung jawab (K4
[Kebersihan, Kesehatan, Kerapian dan
Keamanan).
e. Budaya
lembaga PAUD, mencakup suasana kehidupan di lembaga PAUD yang
mencerminkan komunikasi yang efektif dan produktif
yang mengarah pada
perbuatan baik dan interaksi
sesamanya dengan sopan
dan santun, kebersamaan, dan
penuh semangat dalam melakukan kegiatan pembelajaran
aktif, inovatif, kreatif, efektif,
dan menyenangkan.Selain dengan
dua cara penerapan pendidikan karakter di
atas juga terdapat
cara lain yang
dapat dilakukan guru dengan
melibatkan orang tua
melalui kegiatan parenting, seperti dengan menyampaikan kepada
orang tua tentang nilai-nilai karakter
yang sedang ditanamkan
di lembaga PAUD kepada
peserta didik, agar
nilai-nilai tersebut juga
dapat diterapkan dan dibiasakan di lingkungan keluarga. Penerapan pendidikan
karakter memperhatikan juga adanya beberapa elemen pendukung antara
lain berupa :
1. Buku acuan pendukung seperti buku-buku cerita
bermuatan karakter, buku biografi
berisi nilai karakter,
dan lain-lain yang merupakan
media belajar bagi
penanaman pengetahuan dan perasaan tentang kebaikan.
2. Media bercerita berupa boneka tangan,
micro-play, dan alat permainan edukatif yang bisa dijadikan media pembentukan
nilai karakter.
3. Media
belajar berupa media
belajar yang tersedia
di lingkungan lembaga PAUD
dan dapat mendukung pendidikan karakter.
C.
Penilaian
Tahap penilaian mencakup tujuan
penilaian, prinsip penilaian, lingkup penilaian,
cara penilaian, instrumen
penilaian, dan pengembangan
indikator diuraikan tersendiri dalam pembahasan berikutnya.
PENILAIAN
PENDIDIKAN KARAKTER PADA ANAK USIA DINI
A.
Tujuan Penilaian
Tujuan penilaian
adalah untuk mengetahui
sejauh mana perubahan sikap
dan perilaku anak-anak
setelah mengikuti kegiatan di
lembaga PAUD yang
sarat dengan nilai-nilai karakter. Kegiatan penilaian
dapat dilakukan oleh
pendidik atau
pengasuh lembaga
PAUD secara berkesinambungan dan terus menerus agar perubahan sikap dan
perilaku anak dapat dilihat secara utuh.
B.
Prinsip Penilaian
Dalam melakukan
penilaian keberhasilan pendidikan karakter maka
terdapat beberapa prinsip
yang harus diperhatikan guru
yaitu :
1. Menyeluruh, artinya penilaian hendaknya
mencakup aspek proses dan hasil
penanaman nilai-nilai karakter
yang secara bertahap menggambarkan
perubahan sikap dan perilaku anak.
2. Berkesinambungan, artinya
penilaian dilakukan secara berencana, bertahap
dan terus menerus
untuk memperoleh gambaran menyeluruh
terhadap hasil penanaman
nilai-nilai karakter.
3. Obyektif,
sesuai dengan apa
yang dialami atau
terjadi pada diri anak
dengan memperhatikan perbedaan keunikan masing-masing individu.
4. Mendidik, artinya hasil penilaian digunakan
untuk membina dan mendorong anak-anak
dalam meningkatkan kemampuan atau
mengembangkan sikap dan
perilakusesuai
dengan nilai-nilai karakter.
5. Kebermaknaan, artinya hasil penilaian
bermakna baik bagi pendidik, pengasuh, orang tua, anak didik dan pihak lain.
C.
Lingkup Penilaian
Pendidikan karakter
yang efektif harus merupakan suatu usaha
untuk menilai hasil
kemajuan program baik
melalui metode kualitatif ataupun
kuantitatif. Tiga jenis
hasil secara umum yang
diperhatikan adalah karakter
lembaga PAUD,
perkembangan staf lembaga PAUD
sebagai pendidik karakter, dan karakter anak atau peserta didik, yaitu :
1. Karakter
lembaga PAUD: Sampai
sejauh mana lembaga PAUD menjadi
sebuah komunitas yang
mempedulikan sesame, Hal ini dapat
dinilai, sebagai contoh,
melalui survey yang meminta
anak didik untuk
mengindikasikan sampai
sejauh mana mereka
menyetujui
pernyataan-pernyataan seperti, ”murid
di lembaga PAUD
ini saling menghormati dan
peduli terhadap satu
sama lain”, dan ”warga kelas ini sudah seperti keluarga”.
2. Perkembangan
staf lembaga PAUD
sebagai pendidik karakter: Sampai
sejauh mana staf
mengembangkan pemahaman
mengenai apa yang
dapat mereka lakukan untuk membina
pengembangan karakter? Bagaimana komitmen personal
mereka dalam melakukan pengembangan karakter?
Keahlian-keahlian apa saja yang mereka
miliki? Apa saja
kebiasaan-kebiasaan mereka yang
konsisten dengan kapasitas mereka sebagai pendidik karakter?.
3. Karakter
anak didik: Sampai
sejauh mana peserta
didik memunculkan pemahaman, penghayatan,
dan tindakan yang berpatokan pada
nilai-nilai karakter? Lembaga PAUD dapat, sebagai contoh, mengumpulkan data
pada perilaku yang berhubungan dengan
karakter yang beragam. Lembaga PAUD
juga dapat menilai
empat aspek utama dari
karakter yaitu spiritual,
personal/kepribadian, sosial,dan
lingkungan sesuai dengan tahap perkembangan anak.
D.
Teknik dan Instrumen Penilaian
Penilaian penanaman
nilai-nilai karakter di
lembaga PAUD dapat dilakukan
melalui kegiatan:
1) Pengamatan, yaitu
suatu cara untuk
mengetahui perkembangan atau perubahan
sikap dan perilaku
anak dalam kehidupan sehari-hari, khususnya selama berada di lembaga PAUD
dengan cara melihat
secara langsung. Untuk mempermudah melakukan pengamatan,
pendidik atau pengasuh dapat
menggunakan instrumen pengamatan dalam
bentuk check list
(√).
2) Penugasan,
penugasan merupakan cara penilaian berupa pemberian tugas yang harus dikerjakan
anak dalam waktu tertentu baik secara
perorangan maupun kelompok.Misalnya melakukan
percobaan menanam biji.
Dalam memberikan penilaian terhadap nilai-nilai
karakter yang terkandung dalam
hasil tugas anak,
pendidik atau pengasuh dapat
menggunakan instrumen berbentuk check list
(√), dengan catatan pendidik atau
pengasuh terlebih dahulu
melakukan pengembangan indikator keberhasilan sesuai nilai karakter yang
akan dinilai dari hasil tugas anak didik.
3) Unjuk kerja, merupakan penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan
anak melakukan sesuatu
dalam menerapkan nilai-nilai karakter,
misalnya praktik berdoa,olah raga,
bermain peran, memperagakan seni. Penilaian unjuk kerja,perlu
mempertimbangkan aspek –aspek
yang diamati agar dapat dinilai. Untuk menilai unjuk kerja anak didik, pendidik
atau pengasuh dapat
menggunakan instrumen check list
(√). dengan catatan pendidik
atau pengasuh terlebih
dahulu melakukan
pengembangan indikator keberhasilan
sesuai nilai karakter yang akan dinilai dari unjuk kerja anak didik.
4) Pencatatan anekdot
(anecdotal record), yaitu menggambarkan peristiwa-peristiwa penting
atau unik yang terjadi sehari-hari. Instrumen anecdotal record dapat
5) Percakapan atau
dialog, yaitu menanyakan kepada
anak secara langsung tentang kegiatan yang dilakukan selama berada
di lembaga PAUD. Pendidik atau pengasuh
dapat mewancarai anak-anak ketika
beraktivitas. Untuk membantu dalam
melakukan wawancara, pendidik
atau pengasuh dapat membuat
pedoman wawancara terlebih dahulu atau
melontarkan pertanyaan secara
spontan. Simpulan hasil wawancara
digunakan pendidik atau pengasuh
untuk memberikan nilai
pada anak didik, menggunakan instrument. dengan pengembangan pada
indikator keberhasilan.
6) Laporan orang
tua, merupakan hasil
pengamatan orang tua terhadap
kegiatan anak selama berada di luar lembaga PAUD, disampaikan
oleh orang tua secara lisan
atau tulisan kepada pendidik.
Catatan hasil laporan
orang tua dibuat oleh pendidik
atau pengasuh dengan menggunakan
7) Dokumentasi hasil
karya anak (portofolio),
merupakan penilaian
berkelanjutan yang didasarkan
pada kumpulan informasi dan
hasil percobaan/proses dalam
bentuk diskripsi baik berupa gambar atau
tulisan sederhana yang dibuat
anak. Kumpulan hasil
selama satu periode dianalisis/dikaji untuk mengetahui tingkat
perkembangan kemampuan anak berdasarkan
kompetensi/indikator yang telah
ditetapkan.
8) Deskripsi
profil anak, merupakan simpulan portofolio yang dibuat oleh
pendidik menggambarkan nilai karakter
yang sudah dimiliki anak
dan masih perlu
peningkatan. Untuk membuat deskripsi
profil anak pendidik
atau pengasuh
E.
Pengembangan Indikator
Untuk mempermudah
penilaian, nilai-nilai yang
ditanamkan dapat dijabarkan dalam bentuk indikator-indikator yang
terukur. Indikator dapat dikembangkan
oleh pendidik atau
pengasuh dan pengelola lembaga
PAUD dengan mempertimbangkan tema pembelajaran,
budaya lokal, dan
potensi lokal. Pengembangan indikator
dapat mengacu pada
indikator keberhasilan pada lampiran 1.
kesimpulan
Terdapat 15
nilai karakter yang akan diterapkan pada anak usia dini, yaitu kecintaan terhadap Tuhan YME;kejujuran; disiplin;
toleransi dan cinta damai; percaya diri; mandiri; tolong menolong, kerjasama, dan
gotong royong; hormat
dan sopan santun; tanggung jawab; kerja keras; kepemimpinan dan
keadilan; kreatif; rendah hati; peduli lingkungan; cinta bangsa dan tanah
air. Pada dasarnya menanamkan nilai-nilai karakter sejak usia dini
merupakan tanggung jawab
bersama, antara orang
tua,
pendidik, pengasuh,
masyarakat, dan pemerintah.Untuk
itu kebersamaan,
keselarasan, dan kemitraan
dalam menanamkan nilai-nilai
karakter sejak usia dini harus digalang dan dioptimalkan bersama. Bagi
orangtua diharapkan kerjasama
dilakukan melalui sosialisasi nilai karakter kepada orangtua agar nilai
karakter yang sudah dibiasakan di
lembaga PAUD juga
dapat dilakukan di rumah.
Bagi masyarakat dan
pemerintah diharapkan dukungan juga
dapat diperoleh dengan membentuk suasana
yang kondusif bagi terbentuknya
karakter bagi anak usia dini. Bagi pendidik, pengasuh dan pengelola
diharapkan prinsip pendidikan karakter,
kriteria guru dan kriteria lembaga PAUD dapat diperhatikan agar pendidikan
karakter dapat berhasil secara efektif dan efisien dalam membentuk karakter
anak sejak dini.
DAFTAR PUSTAKA
A, Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan
Karakter: Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
Buwono, X., Hamengku S. 2007.
Merajut Kembali Keindonesiaan Kita. Jakarta: Gramedia.
Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. 1991. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Goleman, D. 1995. Emotional
Intelligence. Bantam Book, New York.Jeferson City. Retrieved 18 March 2010 from
www.dese.state.mo.us.
Guhardja, S.,
Puspitawati H., Hartoyo,
Hastuti D. 1992. Manajemen Sumberdaya
Keluarga. Diktat Jurusan
Gizi Masyarakat dan Sumberdaya
Keluarga, Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.
Lickona, T. 1992. Educating for Character; How Our Schools Can Teach Respeect
and Responsibility. Bantam
Books. New York. USA.
Lichona, T., & W. J. Boudreau.
1994. Making the Right Decision: Sex,
Love, and You. Ave Maria Press, Indiana.
Linda, Eyre, Ricard. Teaching Your
Children Value. Missouri Department of Elementary and Secondary Education.
Mulyana, Rohmat. 2004.
Mengartikulasikan Pendidikan Nilai. Bandung: Alfabeta.
Megawangi, R. 2004. Pendidikan
Karakter, Solusi yang Tepat Untuk Membangun Bangsa. Jakarta: Indonesia Heritage
Foundation.
Yayasan Kesejahteraan Anak
Indonesia. 1993. Pengembangan Asta Citra Anak Indonesia
Sulhan, Najib. 2006. Pembangunan
Karakter pada Anak: Manajemen Pembelajaran Guru Menuju Lembaga PAUD Efektif.
Surabaya: Intelektual Club.
Tilaar, H.A.R. 2007. Mengindonesia
Etnisitas & Identitas: Tinjauan dari Perspektif Ilmu Pendidikan Bangsa
Indonesia, Jakarta: PT Pineka Cipta.
Megawangi, R. 9 Pilar
Karakter, Indonesia Heritage Foundation
Permendiknas RI No. 58 Tahun 2009,
tentang Standar Pendidikan Anak Usia Dini.
Lampiran 1
INDIKATOR
NILAI-NILAI KARAKTER ANAK USIA DINI
no
|
Nilai
pengertian
|
indikator
|
|
1.
|
Kecintaan terhadap
Tuhan YME, Nilai yang didasarkan pada perilaku yang menunjukkan kepatuhan
kepada perintah dan larangan Tuhan YME yang diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari
|
1. Senang menyanyikan beberapa lagu bernuansa imtaq dan
mengekspresikan dengan gerak
2. Terbiasa berdoa sebelum dan sesudah
melakukan kegiatan
3. Senang melakukan ibadah sehari-hari
4.Senang menyimak dan
menceritakan kembali cerita
bernuansa imtaq
5. Ingin mengetahui dan memahami sifat-sifat
Tuhan melalui nama-nama Tuhan
6. Memperlihatkan kasih sayang kepada ciptaan
Tuhan dengan lebih
beragam
7. Senang mengucapkan
syair/pantun
bernuansa imtaq.
8. Terbiasa menggunakan ungkapan-ungkapan
bernuansa imtaq
9. Terbiasa mengucapkan kata-kata santun
(terima kasih, maaf, tolong)
10. Terbiasa mengucapkan
salam
|
|
2.
|
Kejujuran Keadaan yang terkait
dengan ketulusan dan
kelurusan hati untuk
berbuat benar
|
1. Anak mengerti mana milik pribadi dan milik
bersama
2. Anak merawat dan menjaga
benda milik bersama
3. Anak terbiasa berkata jujur
4. Anak terbiasa mengembalikan benda yang
bukan miliknya
5. Menghargai milik orang lain
6. Mau mengakui kesalahan
7. Mau meminta maaf bila salah, dan memaafkan
teman yang berbuat salah
8. Menghargai keunggulan orang lain.
9. tidak menumpuk mainan atau makanan untuk
diri sendiri
|
|
3.
|
Disiplin Nilai yang berkaitan
dengan ketertiban dan
keteraturan
|
1. Selalu datang
tepat waktu
2. Dapat
memperkirakan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan sesuatu
3. Menggunakan benda
sesuai dengan fungsinya
4. Mengambil dan
mengembalikan benda pada tempatnya
5. Berusaha mentaati
aturan yang telah disepakati
6. Tertib menunggu
giliran
7. Menyadari akibat
bila tidak
disiplin
|
|
4.
|
Toleransi dan cinta
damai Penanaman kebiasaan bersabar,
tenggang rasa,
|
1. Senang bekerja sama dengan teman.dan
menahan emosi dan keinginan
2. Mau berbagi makanan atau
mainan dengan teman.
3. Selalu menyapa bila bertemu
4. Menunjukkan rasa empati.
5. Senang berteman dengan siapa saja
6. Menghargai pendapat teman dan tidak
memaksakan kehendak sendiri
7. Mau menengahi teman yang sedang berselisih
8. Tidak suka membuat keributan atau
mengganggu teman
9. Tidak suka menang sendiri
10. Senang berdiskusi
dengan teman
11. Senang menolong
teman dan orang dewasa
|
|
5.
|
Percaya diri Sikap yang menunjukkan
memahami kemampuan
diri dan nilai harga diri.
|
1. Berani menyatakan
pendapatnya
2. Berani bertanya
dan menjawab pertanyaan
3. Bangga dengan
dirinya
4. Berani melakukan
sesuatu tanpa bantuan
5. Berani mencoba hal
yang baru
6. Mau melakukan
tantangan dan tidak mudah menyerah
7. Berani
mempertahankan apa yang dipahami
8. Ingin tampil menjadi juara
9. Bangga terhadap
hasil karya sendiri.
|
|
6.
|
Mandiri Perilaku yang tidak bergantung pada orang
lain. Penanaman nilai ini bertujuan anak terbiasa untuk menen-tukan,
melakukan, memenuhi kebutuhan sendiri tanpa bantuan atau dengan bantuan yang
seperlunya
|
1. Dapat menentukan keinginannya sendiri
2. Dapat memilih mainannya sendiri
3. Senang melakukan sesuatu tanpa dibantu
4. Mengetahui batas kemampuan sendiri
5. Dapat mengambil keputusan sendiri atau
dengan sedikit arahan
6. Menghargai bantuan orang lain
7. Tidak mudah mengeluh dan
cengeng
8. Tidak penakut
|
|
7.
|
Kreatif Kemampuan seseorang untuk melahirkan
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan maupun karya nyata, baik dalam bentuk
karya baru maupun kombinasi dengan hal-hal yang sudah ada untuk memecahkan
masalah maupun menciptakan hal baru.
|
1. Memiliki banyak ide/gagasan
2. Senang mengajukan solusi untuk suatu
masalah
3. Memiliki cara yang berbedadalam
memanfaatkan alat dan bahan bermain
4. Senang membuat sesuatu dari bahan yang ada
di sekitarnya
5. Tidak mengalami kesulitan bila dihadapkan
pada masalah
6. Mengajukan dan membuat kreasi baru dari
benda lama
7. Senang dengan hal-hal yang menantang
8. Sering memiliki jawaban yang berbeda dari
teman lainnya.
|
|
8.
|
Tolong menolong,
kerjasama dan gotong royong Salah satu
bentuk kemampuan sosialisasi
dan kematangan emosi adalah kemampuan bekerjasama. Penanaman nilai
ini dalam keseharian
dilakukan melalui pembiasaan.
|
1. Senang
bekerja bersama dengan teman
2. Senang
menolong, dan membantu teman
3. Suka menenangkan teman yang merasa sedih
atau takut
4. Senang memberi dukungan pada teman-teman
yang sedang bekerja
5. Dapat menunjukkan rasa empati pada orang
lain
6. Dapat melakukan kebiasaan dalam menolong
orang lain
|
|
9.
|
Hormat dan sopan
santun, Sopan santun adalah nilai yang
terkait dengan tata krama penghormatan pada orang lain, yang sesuai dengan
norma budaya.
|
1. Dapat melakukan kebiasaan yang baik,
2. Dapat mende-ngarkan orang lain bicara
3. Dapat bersabar menunggu giliran bicara
4. Dapat menghargai bantuan orang lain
5. Dapat melakukan kebiasaan
salam saat masuk
rumah dan atau tempat lain
6. Dapat melakukan kebiasaan mengucapkan salam
saat bertemu atau berpisah
7. Tidak mengejek orang lain
|
|
10.
|
Tanggung jawab Tanggung jawab adalah
nilai yang terkait
dengan kesadaran untuk
melakukan dan
menanggung segala
|
1. Merapikan peralatan/ mainan yang telah
digunakan
2. Mengakui dan meminta maaf bila
melakukan sesuatunya (Kamus
Besar Bahasa
Indonesia 1991) kesalahan
3. Menjaga barang miliknya sendiri
4. Menjaga barang milik orang lain dan umum
(misalnya: APE di sekolah, dll)
5. Turut merawat mainan sekolah
6. Senang menjalankan tugas yang diberikan
orangtua atau guru
|
|
11.
|
Kerja keras Nilai yang berkaitan dengan perilaku
pantang menyerah, yaitu mengerjakan sesuatu hingga selesai dengan gembira
|
1. Anak berusaha menyelesaikan tugasnya hingga
tuntas
2. Anak berusaha fokus pada permainan yang
dihadapinya
3. Anak senang bila berhasil menyelesaikan
tugasnya dengan baik
4. Anak berusaha mengatasi kesulitan yang
dihadapinya tanpa atau dengan sedikit pertolongan
|
|
12.
|
Kepemimpinan dan
keadilan, Nilai yang terkait dengan sikap dan perilaku yang
menunjuk pada prinsip
kepemimpinan, seperti bertanggungjawab,
membimbing,berkorban,melindungi,
mengkomunikasikasikan, mengatur,
menguasai,mengarahkan
atau mengajak orang lain Mampu memimpin teman
sebaya terhadap berbagai
kegiatan yang dilakukan bersama, untuk melakukan suatu kebajikan dan keadilan
|
Melakukan dengan
teman sebaya bersama-sama.
|
|
13.
|
Rendah hati Mencerminkan kebesaran
jiwa seseorang dan
sikap tidak sombong dan bersedia untuk mengalami kehebatan
orang lain. Dengan
adanya sikap rendah hati, kita bisa mengikis rasa ego kita, dan mau belajar
dari orang lain
|
1. Dapat berbagi mainan
dengan temannya
2. Terbiasa berbicara dengan
sikap santun
3. Tidak suka memamerkan
mainan atau milik
sendiri
4. Menghargai orang lain
5. Mencegah temannya yang
mencela atau
mengolok-
olok teman lainnya
6. Senang berteman dengan
semua orang
7. Dapat berkomunikasi
santun dengan
menggunakan kata-kata
yang tepat dan
intonasi
serta ekspresi yang
sesuai
|
|
14.
|
Peduli
lingkungan Nilai yang didasarkan
pada sikap dan
perilaku yang penuh perhatian dan rasa sayang terhadap
keadaan yang ada
dilingkungan sekitarnya Memperhatikan,
mengamati dan mencintai lingkungan
|
1. Dapat membuang
sampah sendiri
2. Dapat menyiram
tanaman
3. Dapat membantu
merawat tanaman
4. Dapat merawat hewan peliharaan
|
|
15.
|
Cinta bangsa dan
tanah air Nilai yang terkait dengan perasaan bangga dan
cinta pada bangsa atau tanah air.
|
1. Menyanyikan
lagu wajib
Indonesia Raya dan
beberapa
lagu bernuansa
kebangsaan
2. Berdoa dan mengheningkan
cipta untuk para
pahlawan
bangsa dan
kesejahteraan
bangsa dan negara
3. Dapat melakukan gerakan
upacara bendera dengan
tertib dan benar
4. Menyimak dan
menceritakan kembali
cerita
kemerdekaan dan
mempertahankan
kemerdekaan RI
5. Mengetahui dan memahami
simbol-simbol negara
(garuda,
bendera, presiden,
dll)
6. Memperlihatkan rasa
sayang dan cinta
kepada
tanah air
7. Meniru dan mengerti (tahu
arti) kalimat untuk
bangsa dan
tanah air
8. Mengucapkan salam
nasional
9. Dapat mengenal kata-kata
kebangsaan (bineka
tunggal
ika, sabang-marauke,
Pancasila, dll)
10. Menghargai teman
dan
dapat menerima
perbedaan
etnis/suku
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar